Bisnis.com, JAKARTA - Petani di Desa Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total daya sebesar 7,7 Kilowatt (kWp) bantuan dari Pertamina Gas OWJA sebagai sumber energi untuk menyalakan mesin pompa air irigasi yang mengairi 30 hektare lahan sawah tadah hujan di wilayah itu.
Pemerintah saat ini tengah menyusun regulasi untuk pengembangan PLTS di desa-desa di Indonesia sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada energi. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan mengatakan inisiatif ini selaras dengan program 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang telah diluncurkan Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah akan membangun listrik berbasis solar panel dengan investasi sekitar US$100 miliar. Saat ini Indonesia mengeluarkan sekitar US$25 miliar per tahun untuk subsidi energi. Jika dana subsidi energi tersebut dipakai untuk membangun panel surya, dalam waktu empat hingga lima tahun, Indonesia tidak perlu lagi mengeluarkan subsidi di tahun-tahun berikutnya. Zulhas menyampaikan nantinya setiap desa akan mengalokasikan 1-1,5 hektare lahan untuk instalasi panel surya dengan target 80.000 desa, total lahan yang akan digunakan mencapai sekitar 120.000 hektare.
Sistem kelistrikan ini dirancang untuk terintegrasi secara lokal, dimulai dari tingkat desa, lalu kecamatan, hingga kabupaten, dengan penyimpanan energi menggunakan teknologi baterai. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kelistrikan secara signifikan, mengingat biaya listrik dan transmisi melalui PLN saat ini masih tergolong tinggi.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyampaikan energi terbarukan, khususnya berbasis energi surya berperan penting dalam mewujudkan swasembada energi di desa. Pemanfaatan energi surya mampu menghadirkan akses listrik secara merata, termasuk di pulau-pulau terpencil dan wilayah pegunungan.